KONSELING SEBAYA (PEER COUNSELING) DALAM MENGEMBANGKAN PERILAKU PROSOSIAL REMAJA SANTRI PONDOK PESANTREN PUTRI UTARA DARUSSALAM BLOKAGUNG BANYUWANGI JAWA TIMUR

ABSTRAK
Sa'adah Lailatus, 2018. Konseling sebaya (Peer Counseling) dalam
mengembangkan perilaku prososial pada remaja santri Pondok
Pesantren Putri Utara Darussalam Blokagung Banyuwangi Jawa
Timur. Program Studi Bimbingan Dan Konseling Islam. Institut
Agama Islam Darussalam pembimbing : Nur Hafifah, S.Ag., M.Sos
Kata Kunci: Konseling Sebaya (Peer Counseling), Perilaku Prososial
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perilaku prososial remaja
fase awal pada santri Pondok Pesantren Darussalam Putri Utara Blokagung, yang
ditandai dengan kurangnya berinteraksi dengan lingkungan sekitar, dan kurang
peka terhadap lingkungan, kurang jujur. Kemudian dengan melalui konseling
sebaya (Peer Counseling) teman sebaya remaja tersebut bisa terbantu untuk
menyelesaikan maslahnya dengan tujuan untuk menggali masalah apa yang ada
difkirannya, karena pada masa fase remaja awal, seorang remaja lebih dapat terbuka
kepada teman sebayanya daripada dengan orang dewasa atau keluarganya. Sehinga
masalah yang ada padanya dapat terselesaikan.
Tujuan penelitian ini dilakukan 1).Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi remaja santri kurang memiliki sikap perilaku prososial di Pondok
Pesantren Putri Utara Darussalam Blokagung 2).Untuk mengetahui penerapan dari
konseling sebaya (Peer Counseling) dalam mengembangkan perilaku proposial
remaja santri.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif, Lokasi
penelitian difokuskan di Pondok Pesantren Putri Utara Darussalam Blokagung
Banyuwangi Jawa Timur. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan purposive sampling, yaitu beberapa remaja fase awal pada santri (12-
15) yang memiliki perilaku prososial rendah. Dari hasil penelitian menunujukan
bahwa beberapa remaja awal pada santri fase remaja awal di Pondok Pesantren Putri
Utara Darussalam Blokagung Banyuwangi perilaku prososialnya dapat berkembang
melalui penerapan konseling sebaya (Peer Counseling) yang diterapkan kepada
pengurus asrama dengan ditandai remaja tersebut mampu terbiasa melatih dirinya
untuk berinteraksi sosial kepada teman sebayanya dan peka terhadap lingkungan di
sekitarnya, sikap saling tolong menolong kepada sesama, berbicara dengan jujur,
mengakui kesalahannya sendiri, bertanggung jawab, dan saling berkonstribusi dengan
kelompok sebayanya sehingga remaja tersebut tidak dikucilkan oleh lingkungannya.