Pendekatan Rasional Emotif Behavior Therapy Terhadap Perkembangan Emosi Remaja Yang Terdampak Perceraian Orang Tua (Studi Kasus Remaja Desa Sambimulyo)

ABSTRAK
Dian Ayu Aromawati, 2022. Pendekatan Rasional Emotif Behavior Therapy
Terhadap Perkembangan Emosi Remaja yang Terdampak Perceraian Orang
Tua (Studi Kasus Remaja di Desa Sambimulyo). Program Studi Bimbingan
dan Konseling Islam Institut Agama Islam Darussalam Blokagung –
Banyuwangi. Pembimbing Ahmad Syamsul Mu’arif, M.A.
Kata kunci: Pendekatan REBT, Perkembangan emosi, Perceraian.
Penelitian ini di latar belakangi dengan adanya remaja yang memiliki tingkat
emosional tinggi akibat perceraian orang tua. Akibatnya dia cenderung lebih
memiliki sikap yang negative yaitu suka terges-gesa dalam bertindak, suka marahmarah, suka pulang bermain larut malam melebihi batas jam, dan tidak percaya diri
dalam hal apapun. Padahal sebenarnya remaja tersebut sebelum orang tua bercerai
memiliki kepribadian yang normal seperti remaja pada umumnya. Dia juga sangat
merasa kesepian, rasa kesalnya kepada orang tua juga masih ada hingga sekarang.
Fokus dalam penelitian skripsi ini adalah bagaimana proses pelaksanaan Rasional
Emotif Behavior Therapy terhadap perkembangan emosi remaja yang terdampak
perceraian orang tua? Dan hasil dari pelaksanaan Rasional Emotif Behavior
Therapy terhadap perkembangan emosi remaja yang terdampak perceraian orang
tua?
Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi
kasus. Subjek penelitian ini yaitu remaja yang terdampak perceraian orang tua yaitu
bernama Cece (nama samaran ) dan Eka (nama samaran) tetangga dekat Cece.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara,
observasi, dan dokumentasi yang disajikan dalam bab penyajian data, serta analisis
data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian dari pelaksanaan pendekatan Rasioanl Emotif Behavior
Therapy terhadap perkembangan emosi remaja yang terdampak perceraian orang
tua dapat dilihat dari proses konseling yang telah terlaksana yaitu konseli yang
Sebelum orang tuanya berpisah, konseli tidak memiliki masalah apapun sehingga
perilaku yang nampak darinya adalah perilaku normal remaja yang tidak memiliki
masalah berat, konseli layaknya remaja pada umumnya. Namun semenjak kedua
orang tuanya berpisah sifat konseli menjadi berubah, konseli menjadi remaja yang
tumbuh dengan sifat nakal, yaitu konseli pulang bermain larut malam melebihi
batas jam, suka marah-marah, tergesa-gesa dalam bertindak dan tidak percaya diri.
Akan tetapi kini konseli sudah mulai bisa menerima keadaan yang telah konseli
hadapi. Konseli memiliki afektif (emosi) yang baik karena ditunjang terlebih dahulu
dari pikiran yang rasional. Konseli yang sebelumnya suka marah-marah, tidak
percaya diri, suka main larut malam melebihi batas jam, dan suka tergesa-gesa
dalam bertindak pelan-pelan berubah menjadi pribadi yang sebaliknya.