PERAN WKS HUMAS DALAM MENJALIN HUBUNGAN KEMASYARAKATAN YANG EFEKTIF DI SD DARUSSALAM KARANGDORO TEGALSARI BANYUWANGI

ABSTRAK
Nur Muhammad Makhshushun Bil Izzi, dengan jidul Peran WKS Humas
dalam Menjalin Hubungan Kemasyarakatan yang Efektif di SD
Darussalam Karangdoro Tegalsari Banyuwangi, dengan dosen
pembimbing Bapak Syamsul Mu'arif, S. Pd. MM.
Kata kunci: Hubungan Humas yang efektif dengan masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat sangat penting untuk meningkatkan
kualitas sekolah, maka dari itu sekolah sendiri memberi tugas kepada WKS
Humas untuk menjalin hubungan dengan masyarakat, wali murid dan intansi yang
ada dengan tujuan bekerjasama dan saling menguntungkan, disinilah peran
penting sebagai humas untuk meningkatkan sebuah sekolah atau organisasi.
Dengan ini peneliti bertujuan untuk mengetahui: 1. Bagaimana peran
WKS humas dalam menjalin hubungan kemasyarakatan di SD Darussalam
Karangdoro Tegalsari Banyuwangi. 2. Apa faktor pendukung dan penghambat
WKS humas dalam menjalin hubungan kemasyarakatan di SD Darussalam
Karangdoro Tegalsari Banyuwangi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data
mengunakan wawancara, dokumentasi, observasi. Data yang dipilih ialah data
primer dan data sekunder. Analisis data menggunakan analisis huberman dan
milles yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, sedangkan
teknik keabsahan data mengunakan triangulasi, diantaranya ialah: triagulasi
data,triagulasi pengamat, triagulasi teori dan triagulasi metode.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1). Hubungan
WKS humas dengan masyarakat yang ada di SD Darussalam Karangdoro
Banyuwangi sudah cukup berjalan dengan baik, humas sebagai ujung tombak
pusat informasi segala sesuatunya. Humas memiliki tiga pokok fungsi yaitu
mempublikasikan sekolah, memberikan informasi dan menjalin kerjasama,
manajemen hubungan masyarakat menurut fungsi manajemen. 2). Faktor
pendukung dan penghambat dalam Hubungan WKS humas dengan masyarakat
yang efektif di SD Darussalam Karangdoro Banyiwangi. Faktor pendukung sarana
prasarana, kerjasama dengan berbagai intansi, media dan skill komunikasi yang
memadai sedangkan Faktor penghambat yaitu kurangnya komunikasi bagi
masyarakat atau wali santri yang sulit diajak bekerja sama dengan sekolah,, juga
dari faktor keungan yang bisa membuat terhambatnya semua keinginan.