PENERAPAN KITAB IKHTISHAR NAHWIYYAH DALAM PEMBELAJARAN QAWA'ID BAHASA ARAB DI MA'HAD DARUL MUTA'ALLIMIN MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BANYUWANGI TAHUN 2021/2022

ABSTRAK
Naili Yaturrochmah, 2022, Judul Skripsi: Penerapan Kitab Ikhtishar Nahwiyyah
Dalam Pembelajaran Qawa'id Bahasa Arab di Ma'had Darul
Muta'allimin Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi Tahun
Ajaran 2021/2022
Kata Kunci: Penerapan, Kitab Ikhtishar Nahwiyyah, Pembelajaran Qawa'id
Bahasa Arab
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan kitab ikhtishar
nahwiyyah dalam pembelajaran qawa'id bahasa Arab di Ma'had darul muta'allimin
madrasah Aliyah negeri 1 banyuwangi Tahun Pembelajaran 2021/2022. Fokus
penelitian pada masalah ini dikhususkan pada dua pembahasan. Pertama,
bagaimana penerapan kitab ikhtishar nahwiyyah dalam pembelajaran qawa'id
bahasa Arab di Ma'had darul muta'allimin madrasah Aliyah negeri 1 banyuwangi.
Kedua, apasaja faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan kitab ikhtishar
nahwiyyah dalam pembelajaran qawa'id bahasa Arab di Ma'had Darul Muta'allimin
Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi.
Dalam pelaksanaanya peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan
analisis deskriptif. Informan dalam penelitian ini diantaranya yakni siswa ma'had,
Guru Bahasa Arab, pengelola ma'had dan kepala madrasah. Pengumpulan data yang
dilakukan peneliti yaitu berupa observasi terstruktur, wawancara mendalam,
dokumentasi dan melakukan triangulasi untuk mencari keabsahan data yang
diperoleh.
Dari data yang diperoleh dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa: (1) Adapun metodologi pengajaran yang diterapkan oleh
ustadz dan ustadzah dalam menggunakan Kitab Ikhtishar Nahwiyyah yaitu
pembacaan nadzom di halaman, guru meminta siswa untuk menulis nadzom, guru
menerangkan kepada siswa, siswa mengulangi penjelasan guru, guru meminta
siswa untuk membuat contoh lain (2) Adapun faktor penghambat dalam penerapan
ini diantaranya adalah kurang minatnya sebagian santri dalam memahami
pembelajaran, sulit meratakan kebutuhan mereka, tidak memperhatikan guru,
masih tumbuhnya rasa malas dalam diri siswa yang menyebabkan siswa lain
tertular, waktu pembelajaran yang masih terkesan singkat, siswa sering datang
terlambat sehingga waktu pembelajarannya terpotong, membentuk kebiasaan yang
kaku karena bersifat otomatis, adapun faktor pendungkung diantaranya adalah
minat belajar siswa yang tinggi dan semangat dalam memahami materi, tenaga
pengajar yang memiliki semangat dan loyalitas terhadap siswa, dengan waktu yang
singkat bisa memperoleh penguasaan yang diharapkan, lebih mudah mengetahui
problematika yang dialami siswa dalam memahami materi, siswi lebih cepat dalam
menangkap isi pembahasan, sistem pembelajaran yang menarik.