EKRANISASI NOVEL MERINDU CAHAYA DE AMSTEL KARYA ARUMI EKOWATI KE DALAM FILM MERINDU CAHAYA DE AMSTEL KARYA HADRAH DAENG RATU: KAJIAN SASTRA BANDINGAN

Ekranisasi sudah banyak dilakukan di Indonesia. Namun, terkadang para pembaca kurang merasa puas terhadap pengangkatan film dari novel. Karena terdapat banyak perbedaan dalam film yang terangkat dari novel. Perbedaan tersebut dikarenakan adanya keterbatasan waktu atau durasi film bagi sutradara, hal tersebut mengakibatkan cerita yang ada dalam novel tidak bisa digambarkan secara terperinci ke dalam film. Perbedaan yang terjadi dalam proses alih wahana atau ekranisasi merupakan hal yang membuat penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut. Penelitian ini memiliki fokus penelitian berupa 1)Bagaimana bentuk ekranisasi novel Merindu Cahaya De Amstel Karya Arumi Ekowati kedalam film Merindu Cahaya De Amstel karya Hadrah Daeng Ratu. 2)Bagaimanakah persamaan dan perbedaan dalam novel Merindu Cahaya De Amstel Karya Arumi Ekowati yang kedalam film Merindu Cahaya De Amstel karya Hadrah Daeng Ratu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Proses ekranisasi novel “Merindu Cahaya De Amstel karya Arumi Ekowati ke dalam film Merindu Cahaya De Amstel karya Hadrah Daeng Ratu” dan (2) Persamaan dan perbedaan yang terdapat pada proses ekranisasi novel “Merindu Cahaya De Amstel karya Arumi Ekowati ke dalam film Merindu Cahaya De Amstel karya Hadrah Daeng Ratu.” Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, Adapun teknik pengumpulan data menggunakan teknik BSC (baca, simak, catat). Sedangkan dalam menganalisis data, peneliti menggunakan model dari Milles dan Huberman yaitu: 1) Pengumpulan data, 2)Reduksi data, 3)Penyajian data, 4) penarikan kesimpulan. Teori yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini merupakan teori dari Pamusuk Eneste yang mengemukakan Ekranisasi menjadi tiga bagian, meliputi penambahan, penciutan, dan perubahan bervariasi.
==============
Ecranization has been widely carried out in Indonesia. However, sometimes readers are not satisfied with the appointment of a film from a novel. Because there are many differences in films that are lifted from novels. This difference is due to the limited time or duration of the film for the director, this results in the story in the novel being unable to be described in detail in the film. The differences that occur in the process of transfer of vehicles or ecranization is what makes the author interested in researching this. This research has a research focus in the form of 1) How is the form of ecranization of the novel Merindu Cahaya De Amstel by Arumi Ekowati into the film Merindu Cahaya De Amstel by Hadrah Daeng Ratu. 2) What are the similarities and differences in the novel Merindu Cahaya De Amstel by Arumi Ekowati which is included in the film Merindu Cahaya De Amstel by Hadrah Daeng Ratu. This study aims to find out (1) The process of ecranizing the novel "Merindu Cahaya De Amstel by Arumi Ekowati into the film Merindu Cahaya De Amstel by Hadrah Daeng Ratu" and (2) The similarities and differences found in the ecranization process of the novel "Merindu Cahaya De Amstel" by Arumi Ekowati in the film Missing Cahaya De Amstel by Hadrah Daeng Ratu.” The method used in this study is a qualitative descriptive method. The data collection technique uses the BSC technique (read, observe, note). Meanwhile, in analyzing the data, the researcher used the model from Milles and Huberman, namely: 1) data collection, 2) data reduction, 3) data presentation, 4) drawing conclusions. The theory used by researchers in this study is the theory of Pamusuk Eneste which proposes that ecranization is divided into three parts, including adding, shrinking, and varying changes.