COMMUNICATIVE LANGUAGE TEACHING (CLT) IN TEACHING SPEAKING SKILL AT BASIC CLASS IN ECC DARUSSALAM COURSE IN ACADEMIC YEAR 2021/2022

ABSTRAK
Zakiyah, Kunifaizatuz. 2022. Communicative Language Teaching (CLT) Dalam Mengajar Keterampilan Berbicara Pada Kelas Dasar Kursus Ecc Darussalam Tahun Ajaran 2021/202
Kata kunci: keterampilan berbicara, pengajaran bahasa komunikatif
Salah satu metode pengajaran dalam pengajaran berbicara adalah Communicative Language Teaching (CLT). Berbicara merupakan alat untuk berkomunikasi dengan orang lain yang bertujuan untuk menyampaikan ide-ide kreatif secara lisan. Bahkan di kelas berbicara, siswa diminta untuk terus berbicara, masih ada beberapa siswa yang pasif. Melalui Communicative Language Teaching (CLT) siswa dituntut untuk bekerja sama dengan mitra dengan berbagi dan mencari informasi, menyampaikan ide-ide mereka secara bebas, membantu dan mengoreksi pekerjaan mitra, dan mendapatkan umpan balik. Fokus penelitian dalam penulisan thesis ini adalah untuk menggambarkan penggunaan Communicative Language Teaching (CLT) dalam pengajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas dasar Kursus ECC Darussalam dan kinerja berbicara siswa dengan fokus pada kelancaran berbicara mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan Communicative Language teaching dalam pengajaran speaking skill.
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini dengan cara reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Sedangkan validasi data menggunakan triangulasi metod.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti mengenai penggunaan metode pengajaran bahasa komunikatif dalam pengajaran keterampilan berbicara di Kursus ECC Darussalam tahun ajaran 2021-2022, dapat disimpulkan bahwa CLT merupakan pendekatan pengajaran bahasa yang menekankan pada interaks sebagai sarana dan tujuan akhir pembelajaran. Dengan menggunakan metode CLT ini siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar karena beberapa faktor : siswa diminta untuk berbicara berpasangan, materi yang diberikan guru berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau bisa dikatakan menarik, dan siswa- model pembelajaran yang terpusat membuat siswa lebih termotivasi.